Sunday 24 March 2019

P103) Ilusi 6 Sept

Malam ini, aku mengatur langkah seorang diri. Setapak demi setapak menuju jalan yang sunyi.

Malam gelita diterangi lampu jalan yang menguning. Bak langit jingga yang aku tatapi kelmarin.

Seorang diri aku disini, bukan kerna alasan yang tak pasti. Sekian lama aku menanti namun ia tidak kembali.

Ada pernah suatu ketika, bayangan dia berdiri megah. Tersenyum mesra di bawah tiang lampu, melambai lambai ke arahku.

Namun kini; wajahnya tak muncul lagi. Terus lenyap bersama malapnya sinaran itu. Dan aku terpaku; terus menangisi pemergianmu.

Ellshazraa, 2016

P102) Monolog 28 Jun


Biarkan percikan darah mencemari setiap insan bernyawa. Asal kau dekat bersama maka sedialah tuk dinodai tinta sialan namun penuh keikhlasan dalam bait aksara picisan tanpa noktah. Asal kau tahu di ketika aku menggarap puisi-puisi derita, darah tersimbah memarak nyalaan api yang membakar jiwa, hingga tiba saat air memadamkan bara, debu berterbangan tiada tinggal meski satu daripadanya. Usah kau cari lagi cebisan-cebisan hati yang berkecai kerna duka.

Ellshazraa
Copyright 2019 Reserved to ELLSHAZRAA