Mungkin hari-hari yang akan mendatang, aku masih berdiam diri. Bersama pen dan kertas, menconteng di sana sini. Secawan kopi hitam beraroma, kekal bersama. Setia di sudut meja, peneman di kala duka, di saat malam gelita mencemburui aku dan kenanganku, yang tidak pernah henti memburu.
Ellshazraa
Sunday, 24 March 2019
P104) GANTI
Naskah lagenda
Kerap terbuang
Warkah cinta
Bebas terbang
Teguh di menara langit
Perang bersaing sengit
Hilang bayang-bayang
Dikucup lantang
Semua memandang
Tinggal kenang
Ellshazraa
Kerap terbuang
Warkah cinta
Bebas terbang
Teguh di menara langit
Perang bersaing sengit
Hilang bayang-bayang
Dikucup lantang
Semua memandang
Tinggal kenang
Ellshazraa
P103) Ilusi 6 Sept
Malam ini, aku mengatur langkah seorang diri. Setapak demi setapak menuju jalan yang sunyi.
Malam gelita diterangi lampu jalan yang menguning. Bak langit jingga yang aku tatapi kelmarin.
Seorang diri aku disini, bukan kerna alasan yang tak pasti. Sekian lama aku menanti namun ia tidak kembali.
Ada pernah suatu ketika, bayangan dia berdiri megah. Tersenyum mesra di bawah tiang lampu, melambai lambai ke arahku.
Namun kini; wajahnya tak muncul lagi. Terus lenyap bersama malapnya sinaran itu. Dan aku terpaku; terus menangisi pemergianmu.
Ellshazraa, 2016
Malam gelita diterangi lampu jalan yang menguning. Bak langit jingga yang aku tatapi kelmarin.
Seorang diri aku disini, bukan kerna alasan yang tak pasti. Sekian lama aku menanti namun ia tidak kembali.
Ada pernah suatu ketika, bayangan dia berdiri megah. Tersenyum mesra di bawah tiang lampu, melambai lambai ke arahku.
Namun kini; wajahnya tak muncul lagi. Terus lenyap bersama malapnya sinaran itu. Dan aku terpaku; terus menangisi pemergianmu.
Ellshazraa, 2016
P102) Monolog 28 Jun
Biarkan percikan darah mencemari setiap insan bernyawa. Asal kau dekat bersama maka sedialah tuk dinodai tinta sialan namun penuh keikhlasan dalam bait aksara picisan tanpa noktah. Asal kau tahu di ketika aku menggarap puisi-puisi derita, darah tersimbah memarak nyalaan api yang membakar jiwa, hingga tiba saat air memadamkan bara, debu berterbangan tiada tinggal meski satu daripadanya. Usah kau cari lagi cebisan-cebisan hati yang berkecai kerna duka.
Ellshazraa
P101) Al-Aqsa ; Bukan Pengakhiran
1512 | Arisan Puisi GTBP
Kata picisan ini kami layangkan,
Buat saudara seperjuangan.
Semangatlah kalian jangan menyerah,
Al-Aqsa selamanya milik kita.
- Ellshazraa
Kita punya pencipta yang agung,
Maha kuasa memberi penentuan dalam perancangan,
Doa yang tidak putus-putus,
Senjata paling agung tidak dapat dibandingkan.
- Bahira
Dibandingkan dengan segala seksa,
Sungguh dahsyat kalian semua menderita,
Raungan kalian tiada pendengarnya,
Jelaslah agenda durjana yang menyembunyikannya.
- beau
Menyembunyikannya tidak semudah yang disangka,
Perit dan pedih seakan sudah terbiasa,
Darah dan nyawa menjadi mainan mereka,
Demi al-aqsa rela kalian korbankan tubuh.
- zaa
Tubuh yang longlai bukan sia-sia,
Pertahan agama negara tercinta,
Manusia dunia mampu bicara ,
Namun hanya mereka tahu segalanya.
- ds
Segalanya yang menyebabkan cinta dan negara,
Bersatu terus di dinding kalbu,
Engkau tahu? Bagaimana sakitnya jiwa ini?
Persis hati yang ditikam bertubi.
- Pena menulis
Bertubi tubi hentaman menerpa kalian ,
Manusia disini hanya mampu membuat kesimpulan ,
Sedangkan kalian menghadap perbalahan dan amukan ,
Maafkan kami yang disini dalam kelalaian.
- Chuaa
15DIS2017, 2000pm.
Kolaborasi 7 Pemuisi GTBP
Kata picisan ini kami layangkan,
Buat saudara seperjuangan.
Semangatlah kalian jangan menyerah,
Al-Aqsa selamanya milik kita.
- Ellshazraa
Kita punya pencipta yang agung,
Maha kuasa memberi penentuan dalam perancangan,
Doa yang tidak putus-putus,
Senjata paling agung tidak dapat dibandingkan.
- Bahira
Dibandingkan dengan segala seksa,
Sungguh dahsyat kalian semua menderita,
Raungan kalian tiada pendengarnya,
Jelaslah agenda durjana yang menyembunyikannya.
- beau
Menyembunyikannya tidak semudah yang disangka,
Perit dan pedih seakan sudah terbiasa,
Darah dan nyawa menjadi mainan mereka,
Demi al-aqsa rela kalian korbankan tubuh.
- zaa
Tubuh yang longlai bukan sia-sia,
Pertahan agama negara tercinta,
Manusia dunia mampu bicara ,
Namun hanya mereka tahu segalanya.
- ds
Segalanya yang menyebabkan cinta dan negara,
Bersatu terus di dinding kalbu,
Engkau tahu? Bagaimana sakitnya jiwa ini?
Persis hati yang ditikam bertubi.
- Pena menulis
Bertubi tubi hentaman menerpa kalian ,
Manusia disini hanya mampu membuat kesimpulan ,
Sedangkan kalian menghadap perbalahan dan amukan ,
Maafkan kami yang disini dalam kelalaian.
- Chuaa
15DIS2017, 2000pm.
Kolaborasi 7 Pemuisi GTBP
Subscribe to:
Posts (Atom)