Aku mengenali seorang insan. Hadirnya laksana permata yang timbul di tengah-tengah lautan kesepian. Di kala malam, cahayanya persis rembulan, sangat menenangkan.
Acapkali malam menjelma, aku dilindungi aura purnamanya. Lantas aku meniti persisiran dilema, ku rasakan sendalu kencang deruannya.
Setiap hela bisikan, diderai nafasnya membuat bibir mengukir mesra. Tatkala hati di persimpangan nelangsa, dia mengembalikan gelak tawa.
Tinggal aku dibawah awan hitam, menatap keindahan senja berdarah. Merah menyala, gelap gelita. Andai bisa aku meminta, ku ingin dipimpin bersama menuju cahaya. Namun aku tidak berdaya, tersimpul mati dengan aksara, dia yang hadir sebelumnya.
Ellshazraa,
15 April 2016, 1945pm